• (021)23579915, 23579916, 0811-8600-608 (WA)
  • sales@sewakamera.com
  • (021)23579915, 23579916, 0811-8600-608 (WA)
  • sales@sewakamera.com

Review Lensa 'Superzoom' Nikon AF-S 18-300mm VR

 

 

« Kembali

Untuk alasan kepraktisan, seperti pada saat travelling, sebuah lensa all-round dengan rentang zoom yang panjang lebih disukai daripada harus membawa beberapa lensa sekaligus. Itulah kenapa di pasaran tetap banyak dijumpai lensa DSLR dengan zoom panjang, atau lensa superzoom, seperti 18-200mm dan 18-300mm. Nikon menjadi produsen lensa pertama yang memperkenalkan lensa AF-S 18-300mm dan sekaligus menjadi lensa superzoom terpanjang (16,7x) setelah sebelumnya rekor ini dipegang oleh Tamron dengan lensa 18-270mm.

Alasan utama orang membeli lensa ini tentu karena tanpa harus mengganti lensa, dia bisa merasakan fokal lensa wideangle 18mm (setara 27mm) hingga telefoto 300mm (setara 450mm) dengan kualitas optik yang masih tetap baik. Sebagai ilustrasi, rentang fokal lensa 18-300mm ini ekivalen dengan rentang fokal total dari pasangan lensa 18-55mm dan 55-300mm atau pasangan lensa 18-70mm dan 70-300mm. Untuk kepraktisan itu memang perlu dibayar dengan harga cukup lumayan karena lensa ini dipasaran dijual seharga 10 jutaan. Anda yang ingin mengetahui lebih jauh tentang lensa ini bisa membaca dulu review kami, lalu bisa sewa lensa ini dulu pada kami untuk memastikan semuanya sebelum anda memutuskan untuk membelinya.

        
      


Lensa Nikon AF-S 18-300mm f/3.5-5.6 G VR ini termasuk lensa DX yang didesain khusus untuk DSLR dengan sensor APS-C. Ditinjau dari ukurannya memang lensa ini sudah termasuk besar dengan panjang minimum 120mm dan punya diameter filter 77mm. Lensa dengan bobot lebih dari 800 gram ini masih tergolong lensa kelas konsumer, dengan ciri bodi terbuat dari plastik dan belum ada weatherseal layaknya lensa pro. Tapi lensa ini punya beberapa nilai plus seperti adanya jendela pengukur jarak, ring manual fokus yang bisa diputar di mode AF (ditandai dengan adanya tuas berkode M/A-M), dan switch pengunci di posisi 18mm supaya tidak melorot saat lensa menghadap bawah.


                      

Lensa yang punya 19 elemen (3 diantaranya ED dan 3 lagi aspherikal) ini akan semakin memanjang saat zoomnya diputar ke fokal tele, hingga mencapai panjang 220mm. Bukaan lensa ini juga akan mengecil saat dizoom, mulai dari f/3.5 di posisi 18mm, lalu mengecil jadi f/4 di posisi 28mm, f/5.3 di 50mm dan f/5.6 di 70mm. Dari 70mm hingga 300mm bukaan maksimalnya konstan di f/5.6 sehingga rentan blur bila kurang cahaya. Untuk itulah fitur VR terasa sangat dibutuhkan buat lensa ini. Nikon mengklaim VR di lensa ini bekerja hingga 4 stop, dengan dua mode yaitu Normal dan Active. Active mode bisa dipilih bila kamera dipakai di tempat yang tidak stabil/diam seperti didalam mobil yang bergerak.

Tidak ada keluhan saat kami mencoba kinerja auto fokus dari lensa ini. Motor SWM didalam lensa AF-S ini bekerja cepat dan suaranya terdengar lembut. Ring manual fokus di lensa ini bisa diputar kapan saja, meski tuas selektor fokus di lensa ada di posisi M/A. Berguna bila kita memakai auto fokus lalu setelah fokus didapat kita merasa perlu merubah sedikit jarak fokusnya. Jarak fokus minimum lensa ini sendiri cukup lumayan dengan 45 cm di seluruh panjang fokal, kita bisa dapatkan foto close up yang punya rasio perbesaran 1:3.2 lumayan buat sekedar memotret benda yang cukup dekat.

Fitur Vibration Reduction (VR) di lensa ini sudah generasi kedua, dengan klaim 4 stop dan ada dua mode (Normal dan Active). Dari pengujian yang dilakukan di fokal 300mm, VR yang diaktifkan bisa mendapatkan foto yang tajam meski memakai speed lambat antara 1/30 hingga 1/20 detik. Seperti biasa, untuk mendapatkan hasil terbaik kita tetap harus memegang kamera dengan stabil, lalu tombol shutter ditekan setengah (VR akan mulai bekerja), tunggu sejenak sampai gambar di jendela bidik tampak stabil barulah foto diambil.

Untuk mendapatkan bokeh yang creamy dari lensa dengan bukaan kurang besar memang bukan hal mudah. Apalagi mulai dari 70mm lensa ini hanya bisa membuka maksimal f/5.6. Tapi dengan memakai fokal tele antara 200mm hingga 300mm kita masih bisa dapatkan gambar latar belakang yang out of focus, meski tidak sebaik lensa bukaan besar.

Secara umum kinerja optik dari lensa ini patut diacungi jempol. Ketajaman dan reproduksi tonalnya baik, meski lensa ini memiliki fokal yang panjang dan punya banyak elemen optik didalamnya. Pada bukaan maksimal pun foto yang dihasilkan masih tajam, dan softness mulai dirasakan cukup nyata di fokal terpanjang 300mm. Distorsi lensa termasuk wajar dengan adanya barrel distortion di posisi wide dan akan berkurang saat lensa dizoom menjauhi fokal 18mm.

Hubungi staf marketing kami untuk menyewa lensa mantap ini..